Karya Ilmiah Global Warming
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semenjak
manusia pada jaman purbakala sampai dengan jaman sekarang, manusia telah
mengalami perkembangan dalam setiap periode waktu yang dilewatinya. Peradaban
manusia telah mengalami kemajuan sampai sekarang.
Selama
perkembangan itu, manusia menjalani kehidupan bergantung pada pertanian dan
agrikultur. Dengan orientasi kehidupan tersebut, manusia selalu berusaha
menjaga dan melestarikan lingkungannya dengan sebaik-baiknya yang bertujuan
untuk menjaga kelangsungan hidup manusia pula. Dan pada saatnya, perkembangan
manusia telah mengalami jaman revolusi industri yang menggantungkan kehidupan
manusia pada bidang perindustrian. Dengan orientasi hidup tersebut, dunia
agrikultur pun mengalami kemunduran perlahan-lahan. Nilai-nilai kehidupan
manusia pun mengalami perubahan, terutama dalam interaksi manusia dengan
lingkungannya. Perubahan-perubahan yang terjadi ini menghasilkan dampak baik
positif maupun negatif.
Salah
satu dampak revolusi industri yang telah terjadi dan masih terus berlanjut pada
masa sekarang dalam kehidupan dan peradaban manusia adalah dampaknya bagi
lingkungan yang ada di sekitar manusia itu sendiri. Ekspansi usaha yang
dilakukan oleh para pelaku industri seperti pembangunan pabrik-pabrik dan
pembuatan produksi dengan kapasitas besar dengan mengesampingkan perhatian
terhadap dampaknya bagi lingkungan secara perlahan telah mengakibatkan
kelalaian yang pada akhirnya akan merugikan lingkungan tempat tinggal manusia.
Para ahli lingkungan telah menemukan indikasi adanya dampak yang terbesar bagi
lingkungan dan dunia secara global yaitu dampak negatif ini adalah terjadinya
pemanasan di dunia dan sering disebut sebagai Global Warming. Namun, masalah
Global Warming sebagai masalah lingkungan ini masih diperdebatkan kebenarannya
oleh beberapa pihak yang menganggap Global Warming adalah alasan yang
diciptakan untuk membatasi laju perkembangan perindustrian. Walaupun masih
terdapat perdebatan mengenai kebenaran keadaan Global Warming di antara para
ahli lingkungan tersebut, namun masalah Global Warming ini tidaklah dapat
dipungkiri untuk diteliti dan ditelaah lebih lanjut demi kelangsungan kehidupan
manusia.
Untuk
itu, Karya Ilmiah yang dibuat ini akan memperlihatkan dan menjelaskan kebenaran
mengenai masalah pemanasan global ini dengan berdasarkan berbagai sumber yang
terpercaya dan kompeten.
1.2 Permasalahan
Dimulai
dari jaman revolusi industri, konsentrasi gas karbon dioksida di atmosfer telah
meningkat hampir sebesar 30 %, konsentrasi gas metan meningkat hampir dua kali
lipat, dan konsentrasi NO2 berkurang sekitar 15 %. Peningkatan gas-gas ini
menyebabkan kemampuan atmosfer untuk menahan panas menjadi lebih besar. Sulfat
aerosol, yaitu polutan udara yang umum ditemui, mendinginkan atmosfer dengan
merefleksikan kembali radiasi cahaya dari matahari ke luar angkasa. Tetapi
senyawa sulfat ini mempunyai siklus umur yang pendek di atmosfer.
Meningkatnya
kegiatan agricultural, penggundulan hutan, dibukanya area kosong sebagai tempat
pembuangan, produksi industri, dan pertambangan juga meningkatkan emisi dengan
bagian yang cukup signifikan. Untuk meramalkan tingkat emisi yang akan terjadi
di masa depan merupakan suatu tugas yang sulit, karena hal itu bergantung
kepada keadaan demografi, ekonomi, teknologi, peraturan dan perkembangan
institusi. Beberapa peramalan telah dilakukan, dan hasilnya memproyeksikan
bahwa pada tahun 2100, konsentrasi karbon dioksida akan meningkat sebesar 30%
hingga 150% dari jumlah sekarang.
1.3 Tujuan
Tujuan
secara umum adalah untuk mengetahui sejauh manakah pemanasan global ini telah
terjadi dan mengetahui penyebabnya. Jika pemanasan global ini terjadi maka efek
yang ditimbulkan bukan hanya di alami oleh manusia saja tetapi juga semua
makhluk hidup di sekitarnya, seperti meningkatnya suhu di permukaan bumi. Oleh
karena itu melalui karya ilmiah ini diharapkan agar manusia dapat lebih
mencegah aktivitas yang dapat menyebabkan terjadinya pemanasan Global seperti
mengadakan kegiatan pembakaran zat-zat yang dapat menyebabkan suhu di permukaan
bumi meningkat, dan lain-lain.
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Global Warming
Global Warming atau Pemanasan Global
adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan
Bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 + 0.18oC
(1.33 + 0.32oF) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on
Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, “sebagian besar peningkatan suhu
rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh
meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia” melalui
efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukaakan oleh setidaknya 30
badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari
negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak
setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model
iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global
akan meningkat 1.1 hingga 6.4 oC (2.0 hingga 11.5 oF) antara tahun 1990 dan
2100. Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan
scenario-scenario berbeda mengenai gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta
model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian
terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut
diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari 1000 tahun walaupun tingkat
emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas
dari lautan.
Beberapa
hal-hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang
diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan serta
perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke
daerah lain. Hingga saat ini masih terjadinya perdebatan politik dan public di
dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi
atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap
konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di
dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada
pengurahan emisi gas-gas rumah kaca.
2.2 Penyebab Terjadinya Global
Warming
Adapun penyebab-penyebab terjadinya
global warming atau pemanasan global antara lain adalah :
1. Efek
Rumah Kaca
Segala
sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar
energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak.
Ketika energi ini tiba di permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas
yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan
memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra
merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap
terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca, antara
lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang
radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang
yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan
Bumi.
Keadaan
ini terjadi terus menerus sehingga megakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi
terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi seagaimana gas dalam rumah kaca.
Dengan demikian meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin
banyak panas yang terperangkap di bawahnya. Efek rumah kaca ini sangat
dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet
ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperature rata-rata sebesar 15 oC (59
oF), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 oC (59 oF) dari temperaturnya semula,
jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 oC sehingga es akan menutupi
seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah
berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.
2. Efek
Umpan Balik
Penyebab
pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang
dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan
akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan
menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air
sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah
jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap
air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh
akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air
absolut di udara, kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak
menurun karena udara menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak
secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer. Efek
umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini. Bila
dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke
permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat
dari atas, awan tersebut akan memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra
merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan. Apakah efek netto-nya
menghasilkan pemanasan atau pendinginan tergantung pada beberapa detail-detail
tertentu seperti tipe dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini sulit
direpresentasikan dalam model iklim, antara lain karena awan sangat kecil bila
dibandingkan dengan jarak antara batas-batas komputasional dalam model iklim
(sekitar 125 hingga 500 km untuk model yang digunakan dalam Laporan Pandangan
IPCC ke Empat).
Walaupun
demikian, umpan balik awan berada pada peringkat dua bila dibandingkan dengan
umpan balik uap air dan dianggap positif (menambah pemanasan) dalam semua model
yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat. Umpan balik penting
lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es. Ketika
temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan
kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut,
daratan atau air dibawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki
kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan
akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah
pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu
siklus yang berkelanjutan.
Umpan
balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku
(permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan.
Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan
balik positif. Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila
ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona
mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang
merupakan penyerap karbon yang rendah.
2.3 Dampak Global Warming
Para
ilmuan menggunakan model komputer dari temperatur, pola presipitasi, dan
sirkulasi atmosfer untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model
tersebut, para ilmuan telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak
pemanasan global terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian,
kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia.
1. Iklim Mulai Tidak Stabil
1. Iklim Mulai Tidak Stabil
Para
ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari
belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah
lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan
mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut.
Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan
mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi
salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan
lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan
cenderung untuk meningkat.
Daerah
hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari
lautan. Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan
meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan
karena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan
meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih
banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan
cahaya matahari kembali ke angkasa luar, di mana hal ini akan menurunkan proses
pemanasan (lihat siklus air). Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah
hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit
pemanasan. (Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam
seratus tahun terakhir ini). Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air
akan lebih cepat menguap dari tanah.
Akibatnya
beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup
lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane)
yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar.
Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin
mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.
2. Peningkatan
Permukaan Laut
Perubahan
tinggi rata-rata muka laut diukur dari daerah dengan lingkungan yang stabil
secara geologi. Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan
menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan
laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar
Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di
seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 – 10 inchi) selama abad ke-20, dan
para ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 – 35 inchi)
pada abad ke-21.
Perubahan
tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai. Kenaikan
100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda, 17,5 persen
daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit
pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat
air pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana
yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara
miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai.
Bahkan
sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi ekosistem pantai.
Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh dari rawa-rawa pantai di
Amerika Serikat. Rawa-rawa baru juga akan terbentuk, tetapi tidak di area
perkotaan dan daerah yang sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi
sebagian besar dari Florida Everglades.
3. Gangguan
Ekologis
Hewan
dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan
ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global,
hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan.
Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat
lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan
menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau
selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan
mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju
kutub mungkin juga akan musnah.
2.4 Langkah-Langkah dalam Mencegah
Percepatan Global Warming
Banyak
hal yang dapat kita lakukan untuk mencegah terjadinya pemanasan global, mungkin
kata mencegah sudah terlambat karena itu sudah terjadi. Tapi setidaknya kita
dapat mengurangi hal-hal yang dapat mengakibatkannya.
a)
Melakukan reboisasi pada hutan gundul ataupun di sekitar rumah kita.
b)
Mengurangi adanya kendaraan bermotor dan hal-hal yang menyebabkan polusi udara.
c)
Menjaga kebersihan lingkungan, seperti membuang sampah pada tempatnya.
d)
Mengurangi pemakaian alat kosmetik yang mengandung bahan kimia yang berbahaya.
e)
Menjadikan Bahan Makanan sebagai Bahan Bakar.
f)
Gunakan lampu yang lebih ramah lingkungan untuk penerangan jalan, tempat-tempat
umum, bahkan sampai ke rumah-rumah, misalnya menggunakan lampu LED.
g)
Memberlakukan pajak untuk pengeluaran Karbon.
Adapula tips langkah-langkah berhemat sekaligus mencegah percepatan global warming adalah sebagai berikut :
Adapula tips langkah-langkah berhemat sekaligus mencegah percepatan global warming adalah sebagai berikut :
1. Terus
Mencari Bahan Bakar Terbaru
Warga
Kampung Karang Tengah di Lereng Gunung Salamet, Banyumas, tak pernah mengeluh
ketika PLN tidak pernah berniat memasang listrik di kampong mereka. Wargapun
“mengamuk” dengan merakit sendiri sebuah kincir air yang mampu mengalirkan
listrik bagi 50 rumah di sana sejak 14 tahun lalu. Warga Krapyak IX di
Yogyakarta nekat memanfaatkan limbah tahu untuk digunakan memanaskan kompor
mereka. Mereka juga menanam jarak untuk mengganti minyak tanah dan memasang
kincir air sebagai pengganti PLN yang tak pernah hadir. Sebuah kampong nelayan
di Gunung Kidul bergotong-royong membeli panel surya untuk menerangi rumah
mereka saat malam tiba. Sudah saatnya bahan baker minyak makin tidak terjangkau
kantong, bangsa kita menoleh pada sumber eneri berlimpah yang ada. Kita
memimpikan Bapak Presiden memberi contoh dengan memasang pembangkit listrik
kincir air di hulu sungai Cikeas daripada menyibukkan diri dengan mimpi Blue
Energy. Sudah banyak inisiatif masyarakat tanpa kontribusi pemerintah,
seharusnya ini bisa memuka inisiatif pembuat kebijakan agar semakin memberi
prioritas bagi pengembangan sumber energi terbaru..
2. Mengurangi konsumsi energy
2. Mengurangi konsumsi energy
PLN
mengeluh bahwa kapasitas mereka tidak lagi mampu mencukupi kebutuhan kita, hmm
pasti ada cara. Mengganti bola lampu biasa dan neon biasa dengan lampu CFL
(compact fluorescent lightbulb) dapat mengurangi tagihan listrik bulanan. Lampu
CFL 7 watt terangnya setara bola lampu 40 watt, artinya kita hanya mengkonsumsi
listrik seperlima dari biasanya. Menutup pintu ketika AC dinyalakan juga dapat
mengurangi konsumsi listrik dari setelan AC anda.
3. Mengganti lampu kota dengan lampu LED
3. Mengganti lampu kota dengan lampu LED
Sebuah
kota di Amerika mencoba mengganti semua lampu di garasi dari bohlam biasa
menjadi lampu LED, apa hasilnya? sekarang semua lampu dikota itu diganti dengan
lampu LED. Lampu ini menghemat energi listrik antara 40 – 70 %, jauh lebih
terang dan memiliki umur 5 kali lebih lama daripada bola biasa
3. Gunakan
mobil pribadi seperlunya
Dengan
mengurangi penggunaan mobil pribadi kita bisa menabung, membantu mengurangi
polusi.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
1.1 Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan
pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa perubahan iklim global telah
dirasakan dampaknya saat ini. Berbagai macam upaya mulai dilakukan untuk
mengurangi ancaman yang akan terjadi. Untuk itu diperlukan kesadaran dan peran
serta kita secara bersama-sama mengurangi hal ini. Misalkan dengan menjaga
kebersihan lingkungan, seperti membuang sampah pada tempatnya dan mengurangi
konsumsi energy
Akan
lebih baik lagi apabila hal ini dilakukan mulai dari diri kita sendiri. Karena
peran kita sekecil mungkin saat ini akan berdampak besar bagi masa depan anak
cucu kita nanti.
DAFTAR PUSTAKA
0 Response to "Karya Ilmiah Global Warming"
Posting Komentar